Pertemuan membahasakan kata jauh lebih bermakna.
Tatapan mata, cerminan sikap, bahkan, cara dudukmu saja mengartikan sesuatu.
Jauh, jauh lebih baik, ketimbang saat jauh.
Katamu,
"Nanti, kamu jangan telat balas ya! Aku cepat rindu."
Aku hanya bisa tersipu malu, tanpa berani akui bahwa,
"Ya, aku pun, rindu."
Katamu,
"Jaga dirimu baik-baik ya, buat aku."
Tentu saja. Siapa yang berani macam-macam denganmu?
Hohoho, tentu tidak ada. Mereka selalu tahu kau menjagaku sepenuh hati.
Tapi,
Katamu juga,
"Kamu jangan hanya melihat satu sisi saja."
Tidak, aku bahkan menahan untuk menyatakan hal yang tidak kusukai.
Aku takut kamu marah, kemarahan itu menjauhkan kita dari kebaikan.
"Kamu juga sering sibuk."
Barangkali, kosakata yang kau gunakan kurang tepat?
Biar ku koreksi,
"Aku sedang menyibukkan diri, agar tidak rindu berkepanjangan."
Ternyata aku salah.
Barangkali kita memang baik-baik saja.
Namun ada hal penting yang harus sama-sama dijaga.
Perasaan.
Satu sama lain. Empati tepatnya.
Senja sore kemarin tak seindah biasanya.
Tetap kutunggu hadirnya, namun ternyata tak disambut pula dengan sapaan hangatmu.
Diri ini belum membiasakan diri, sayang. Maukah kau memaafkan hal ini?
Sampai aku bisa menerima bahwa,
Pandangan setiap orang akan sesuatu pasti berbeda.
Sepucuk surat rindu,
367 miles below you❤️